STUKTUR
BATIN PUISI
Oleh
: Nuryanto
I.Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Puisi sebagai salah satu jenis
sastra merupakan pernyataan sastra yang paling inti. Segala unsur seni
kesusastraan mengental dalam puisi ,oleh karena itu puisi dari dulu hingga
sekarang merupakan pernyataan seni sastra yang paling baku.
Membaca
puisi merupakan kenikmatan seni yang khusus bahkan merupakan puncak kenikmatan
seni sastra,oleh karena itu dari dulu hingga sekarang puisi selalu diciptakan
orang dan selalu dibaca,dideklamasikan untuk lebih merasakan kenikmatan seni dan
nilai kejiwaannya yang tinggi, puisi digemari oleh semua lapisan
masyarakat.Karena kemajuan masyarakat dari waktu kewaktu maka corak, sifat dan bentuk puisipun selalu
berubah, mengikuti perkembangan. Begitu juga halnya corak dan wujud puisi
Indonesia modern.
Pada
saat ini puisi Indonesia modern semakin diminati oleh semua lapisan masyarakat
Indonesia, tidak hanya terbatas pada anak-anak muda, pelajar, dan mahasiswa
saja melainkan juga diminati oleh masyarakat umumnya. Hal ini selain memberikan
kenikmatan seni puisi juga memperkaya kehidupan batain, menghaluskan budi,
bahkan bisa membangkitkan semangat hidup yang menyala dan mempertinggi rasa
ketuhanan dan keimanan. Akan tetapi puisi Indonesia modern kian sukar dan
kompleks. Hal ini disebabkan oleh keinginan para penyair untuk menyajikan
kemajuan seni yang setinggi-tingginya hingga memberikan kenikmatan seni.
Menurut
Ralph Waldo, Puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa, menggerakkan
tubuh yang kasar dan mencari kehidupan dan alasan yang menyebabkannya(
Tarigan,4).
Puisi
adalah sebuah totalitas atau sebuah struktur dari elemen-elemen atau unsur-unsur
pembangun puisi. Dari zaman kezaman
wujud struktur puisi itu berubah-ubah tetapi tetap sebagai struktur. Majas, versifikasi
dan pengkonsentrasian bahasa merupakan unsur-unsur puisi yang tetap bertahan. Struktur
puisi dibangun oleh struktur fisik (metode pengucapan makna) dan struktur batin
(makna puisi). Struktur fisik dan struktur batin tidak dapat dipisahkan dengan
lainnya. Kemampuan mendalami struktur fisik sebuah puisi memungkinkan pembaca
memiliki kemampuan menghayati makna yang hendak disampaikan penyair karena
tema, perasaan, nada, dan amanat disampaikan melalui struktur fisik puisi
1.2.
Perumusan Masalah
Masalah makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Apakah pengertian puisi ?
b. Apakah struktur batin puisi?
c. Bagaimanakah contoh penggunaan
struktur batin dalam puisi?
d. Apa sajakah macam-macam puisi?
e. Apakah yang dimaksud dengan kecenderungan mutakhir puisi
Indonesia?
II.PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Puisi
Meskipun
sampai sekarang orang tidak dapat memberikan difinisi yang tepat mengenai
puisi, namun untuk memahaminya perlu diketahui ancar-ancar sekitar pengertian puisi.Menurut
Wirjo Soedarmo, puisi itu karangan yang terikat oleh: banyak baris dalam tiap
bait( kuplet/stropa,suku karangan), banyak kata dalam tiap baris, rima dan irama.
Dari contoh yang dikutip diatas, teranglah definisi tersebut sudah tidak cocok lagi
dengan wujud puisi zaman sekarang .
Coleridge mengemukakan puisi adalah kata-kata yang terindah.Penyair
memilih kata-kata yang tepat dan disusun sebaik-baiknya.
Carlyle
berkata,puisi merupakan pemikiran yang
bersifat musikal. Penyair dalam menciptakan puisi itu memikirkan bunyi yang
merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang
menonjol adalah rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.
Wordsworth
mempunyai gagasan bahwa puisi adalah
pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau
diangankan.
Auden mengemukakan
bahwa puisi lebih merupakan pernyataan
perasaan yang bercampur baur
Dari
definisi-definisi tersebut kelihatan adanya perbedaan-perbedaan pikiran
mengenai pengertian puisi.Sahnon Ahmad ( 1978:3-4 ) bahwa bila unsur-unsur dari
pendapat-pendapat itu dipadukan maka akan didapat garis-garis besar tentang
pengertian puisi yang sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinasi,
pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indera, susunan kata, kata-kata
kiasan, kepadatan dan perasaan yang bercampur baur. Disitu dapat disimpulkan
ada 3 unsur pokok yakni: 1. hal yang
meliputi pemikiran, ide, atau emosi, 2. bentuknya 3. kesannya.
Jadi
puisi adalah mengekspresikan pikiran yang membangkitkan perasaan, yang
merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama
2.2 Struktur Batin Puisi
Struktur
fisik puisi adalah medium untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan
penyair dan stuktur batin puisi mengungkapkan apa yang hendak dikemukakan oleh
penyair dengan perasaan dan suasana jiwanya ( Herman J.Waluyo, 1987:102 ).
I.A.Richards dalam J.Waluyo (1991:106) menyebutkan makna atau stuktur batin itu
dengan istilah hakekat puisi. Ada empat unsur hakekat puisi yakni.
Media puisi adalah bahasa. Tataran
bahasa adalah hubungan tanda dengan
makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2.2.2 Rasa (Feeling)
Rasa yaitu sikap penyair terhadap
pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa
erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya
latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak
bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan
bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga
berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada
menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah,
menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap
bodoh dan rendah pembaca, dll.
2.2.4 Amanat/Tujuan/Maksud (Itention)
Amanat/tujuan/maksud
yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca, sadar maupun tidak ada tujuan yang mendorong penyair
menciptakan puisi .Tujuan tersebut dapat dicari sebelum penyair menciptakan
puisi maupun dapat ditemui dalam puisinya.
2.3
Unsur-Unsur Struktur Batin Puisi dan Contohnya
Senja di Pelabuhan Kecil
Buat Sri Aryani
Ini kali tidak ada yang mencari
cinta
Di antara gudang,rumah tua, pada
cerita
Tiang serta temali kapal, perahu
tiada berlaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga
kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari
berenang
Menemu bujuk pangkal akanan tidak
bergerak
Dan kini, tanah, air, tidur, hilang
ombak
Tiada lagi, aku sendiri berjalan
Menyisir semenanjung, masih pengap
harap
Sekali tiba diujung dan sekalian
selamat jalan
Dari pantai keempat,sedu penghabisan
bias berdekap.
( Chairil Anwar,1946 )
a.Tema
atau Sense
Puisi
diatas dapat dianalisis bahwa temanya adalah cinta yang gagal sehingga
menimbulkan kedukaan . Kedukaan penyair sangat mendalam. Hal ini dapat
dibuktikan setelah kita menelaah struktur fisik maupun struktur batin (hakekat)
puisi penyair
b.
Perasaan atau Feeling
Perasaan
penyair pada waktu menciptakan puisi ini dapat kita rasakan juga sewaktu kita
menelaah dari bait kebait. Perasaan sedih, sepi dan menyendiri.Kesedihan itu
kadang-kadang diselingi tumbuhnya harapan akan datangnya sang kekasih untuk
memenuhi harapan cintanya, namun pada tiap akhir bait dinyatakan bahwa harapan
cintanya musnah,sehingga jiwanya seperti mati.
c.
Nada atau Tone
Nada
puisi tersebut adalah nada bercinta sambil meratap. Penyair menceritakan
kegagalan cintanya disertai ratapan yang sangat mendalam, bahkan oleh kegagalan
itu hatinya benar-benar terluka.
d.
Amanat atau Intention
Amanat
puisi itu menyatakan bahwa penyair ingin mengungkapkan kegagalan cintanya yang menyebabkan
kesedihan yang mencekam seolah-olah kehilangan segala-galanya.
2.4
Macam-Macam Puisi
Untuk
lebih mempermudah pemahaman tentang karya sastra puisi, berikut ini dipaparkan
jenis dan macam-macam puisi.
1.
Puisi
Romantik
Puisi romantik
merupakan puisi-puisi yang mengusung tema-tema romantisme seperti percintaan
dan pernikahan. Puisi-puisi jenis ini biasanya banyak diminati kalangan
muda.Puisi romantik terkadang menjadi alternative para penyair yang ingin
meluahkan kondisi batinnya soal romantisme, baik itu terhadap orang yang dia
kagumi maupun kondisi kisah percintaan sipenyair.
2.
Puisi
Kritik Sosial
Kehidupan sosial
juga menjadi tema yang cukup menarik untuk dikemas dalam sebuah sajian puisi.
Bahasa penyair terkadang menjadi alternative solusi penyampaian
aspirasi,setelah bahasa-bahasa politik tak lagi didengar. Para penyairpun
memiliki ruang untuk menyampaikan pendapat,aspirasi, maupun kegundahan hati
terhadap kondisi sosial sekitar melalui sebuah karya puisi.
3.
Puisi
Transparan
Secara tekhnik
penyajian jenis puisi transparan biasanya disukai oleh kalangan pemula penikmat
puisi. Kelebihan puisi ini mudah dipahami,menggunakan bahasa yang dapat
dimengerti sekali baca saja. Namun bagi kalangan yang sudah lama menggeluti
dunia puisi, jenis ini kurang menarik karena tidak memberikan tantangan dan nilai
estetika yang masih relatif rendah.
4.
Puisi
Abstrak
Jenis puisi ini
menggunakan bahasa yang rumit untuk dimengerti dalam sekali baca. Nilai
estetika gaya bahasa terlihat jelas dan sangat kental biasanya banyak dijumpai
pada karya-karya penyair ternama.
5.
Puisi
Kongret
Yakni puisi yang
mementingkan bentuk grafis atau tata wajah yang disusun mirip dengan gambar. Ia
ingin memperlihatkan kemanisan susunan kata-kata dan baris serta bait yang
menyerupai gambar seperti segi tiga, huruf ,kerucut,balok,belah ketupat segi
empat dan sebaliknya.
2.5. Beberapa
Kecenderungan Mutahir Puisi Indonesia
Kencenderungan melakukan penyimpangan tema dan
bahasa nampaknya begitu kuat pada penyair-penyair mutakhir. Tema puisi yang
biasanya dikaitkan dengan hal yang sublime, yang halus, yang luhur, yang
menghindari kata tabu, akhir-akhir ini melepaskan ikatan itu. Banyak
penyimpangan yang dilakukan penyair sebagai ujud ekspresi kreativitasnya.
Bentuk tipografi konfensional juga banyak ditinggalkan, sekalipun masih banyak
juga penyair yang mempertahankan tipografi konfensional.
Dami N. Toda
mengibaratkan Chairil Anwar sebagai mata kanan dan Sutadji Calzoum Bachri
sebagai mata kiri. Suatu paduan yang tidak dapat dipidahkan dan bersifat saling
mengisi.
Menurut
Geoffrey Leech terdapat 9 penyimpangan kecenderungan mutakhir puisi Indonesia.
1.
Penyimpangan
lekslikal, maksudnya penyimpangan makna kata
2.
Penyimpangan
semantik, artinya kebanyakan puisi menggunakan bahasa yang bermakna konotatif.
3.
Penyimpangan
fonologis, artinya sering digunakan kata-kata dengan bunyi yang menyimpang
untuk memperoleh efek kepaduan bunyi
4.
Penyimpangan
morfologis, artinya penyimpangan dalam bentukan kata (proses morfologis).
5.
Penyimpangan
sintaksis, artinya penyimpangan dalam pembentukan kalimat secara konvensional.
6.
Penyimpangan
dialek, artinya pengambilan dialek asal penyair sehingga kata-kata bahasa
daerah muncul.
7.
Penyimpangan
register, artinya penggunaan ragam bahasa tertentu untuk ungapan perasaan khas.
8.
Penyimpangan
histories, artinya pemakaian kata-kata yang sudah tidak umum dipakai dalam
bahasa modern.
9.
Penyimpangan
grafologis, artinya secara sengaja menyimpang dari sruktur linguistic Indonesia
yang baku.
Puisi Indonesia
terdapat kecenderungan menciptakan puisi lugu yakni puisi yang menggunakan
teknik pengungkapan ide secara polos dengan kata-kata serebral, dan
kalimat-kalimat yang biasa atau polos .
Contoh
Karena Jajang karya
Aripin C. Noer
Tuhan/ saya tidak percaya/ Jajang
ada diselayo
Sebab saya pernah tahu/ Jajang ada
dimana
Buktinya di kamar ini saja/ Jajang
selalu menyanyi/
Dan saya tidak selalu berhasil/
menemuinya
Nampak
bahwa puisi diatas tanpa perenungan untuk memahaminya, majas versifikasi,
pemadatan bahasa tidak dipentingkan
III.PENUTUP
3.1
Simpulan
Dari
definisi-definisi yang telah diutarakan para ahli ada perbedaan-perbedaan
pikiran mengenai pengertian puisi, namun unsur-unsur dari pendapat itu
dipadukan akan didapat garis-garis besar tentang pengertian puisi sebenarnya.
Puisi
adalah mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang
imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.
Pengaruh
puisi dan unsur-unsurnya dalam bahasa Indonesia sangat erat, dikarenakan dalam
puisi terdapat unsur-unsur yang sangat dibutuhkan dalam menciptakan puisi yang
harus diikuti oleh para penyair. Adapun unsur-unsur puisi meliputi tema,nada,
rasa, amanat, diksi, imajinasi, bahasa figuratif, kata kongrit, ritme, dan
rima. Kemudian unsur-unsur ini dipilah menjadi dua struktur yaitu struktur
batin puisi ( tema, nada, rasa, dan amanat). Sedangkan struktur fisik puisi (
diksi, imajinasi, bahasa figurative, kata kongrit, ritme, dan nada). Struktur
fisik dan struktur batin puisi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan
Kecenderungan
melakukan penyimpangan tema dan bahasa nampaknya begitu kuat pada
penyair-penyair mutakhir. Menurut Geoffrey Leech terdapat 9 penyimpangan bahasa
kecenderungan mutakhir puisi Indonesia.yakni penyimpangan ( leksikal, semantic,
fonologis, morfologis, sintsksis, dialek, register, histories, grafologis )
DAFTAR
PUSTAKA
Aminuddin,2004.Pengantar
Apresiasi Karya Sastra Bandung:Sinar Baru Algesindo Offset
Rachmat
Djoko Pradopo,1987, Pengkajian puisi,
Yogyakarta: Gajah Mada
Sayuti
Suminto A.Prof.DR, Berkenaan dengan puisi, Yogyakarta : Gama media
Makasih kak infonya, selesai juga nih tugas sya.
BalasHapus