CARA MENGOREKSI
DAN MODEL ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
Oleh :
Nuryanto
I.PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pergunakanlah bahasa
Indonesia yang baik dan benar! Ungkapan itu sudah klise sebab kita sudah sering
mendengar ataupun membacanya, bahkan membicarakan dan menuliskan ungkapan
tersebut. Akibatnya , kita pun dapat bertanya “Apakah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar itu masih belum dicapai saat ini? Apakah
penggunaan bahasa Indonesia saat ini masih belum baik dan benar?”Analisis kesalahan
berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab pertanyaan tersebut. Melalui
analisis kesalahan berbahasa, kita dapat
menjelaskan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia
yang adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa
Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata
bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara kita mengalisis bahasa yang baik dan
benar itu? Hal itu lah yang akan dibahasa dalam makalah ini. Setelah
mempelajari, kita dapat mempraktikannya dalam berbahasa Indonesia. Akhirnya
pernyataan”pergunakanlah bahasa yang baik dan benar”menjadi kenyataan.
1.2
Perumusan
Masalah
Dalam
makalah ini akan dibahas beberapa hal diantaranya:
1.2.1
Apa pengertian
kesalahan berbahasa?
1.2.2
Apa saja kategori kesalahn
berbahasa?
1.2.3
Apa saja sumber
kesalahan berbahasa?
1.2.4
Apa tujuan analisis
kesalahan berbahasa?
1.2.5
Apa metode analisis
kesalahan berbahasa?
1.2.6
Bagaimana menggunakan
model analisis kesalahan berbahasa?
1.3
Tujuan
Tujuan
dari penulis makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1
Untuk mengetahui
pengertian kesalahan berbahasa
1.3.2
Memahami kategori
kesalahan berbahasa
1.3.3
Memahami sumber kesalahan
berbahasa
1.3.4
Memahami tujuan
analisis kesalahan berbahasa
1.3.5
Memahami metode
analisis kesalahan berbahasa
1.3.6
Memahami penggunaan
model analisis kesalahan berbahasa
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian kesalahan berbahasa
Kesalahan
berbahasa adalah penyimpangan-penyimpangan berbahasa yang dilakukan oleh
seseorang secara sistematis dan konsisten.
Istilah
kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Untuk membahas tentang
kesalahan berbahasa. Corder(1974) menggunakan 3(tiga) istilah untuk membatasi
kesalahan berbahasa: (1) lapses, (2) error, dan(3)mistake.
Ketiga
isitilah itu memliki domain yang berbeda dalam memandang kesalahan berbahasa.
Coreder(1974) menjelaskan:
a.
Lapses
Lapses
adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu
sebelum seluruh tuturan(kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk
berbahasa lisan, jenis kesalahan ini di istilahkan dengan “slip of the tongue”
sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini diistilahkan “slip of the
pen”. Keslahan ini terjadi akibat ketidak sengajaan oleh penuturnya.
b.
Eror
Error adalah kesalahan berbahasa akibat
penutur melanggar kaidah atau aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan
ini terjadi akibat penutur sudah memiliki (kaidah) tata bahasa yang berbeda
dari tata bahasa yang lain, sehungga itu berdampak kekurang sempurnaan atau
ketidak mampuan penutur. Hal tersebut berimpliksi terhadap penggunaa bahasa,
terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang
salah.
c.
Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa
akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk suatu situasi
tertentu. Menurut Huda (1981), kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh
siswa(anak)
yang sedang memperoleh dan belajar
bahasa kedua disebut kekhilafan (error). Kekhilafan(error),menurut Nelson Brook
dalam syafi’ie(1984),itu “dosa/kesalahan” yang harus dihindari dan dampaknya
harus dibatasi,tetapi kehadiran kekhilafan itu tidak dapat dihindari dalam
pembelajaran bahasa kedua. Ditegaskan Oleh Dulay,Burt maupun Richard (1979),kekhilafan
akan selalu muncul betapa pun usaha pencengahan dilakukan, tidak seorang pun
dapat belajar bahasa tanpa melakukan kekhilafan (kesalahan) berbahasa.
Menurut temuan kajian dalam bidang psikolog kognitif,setiap anak yang
sedang memperoleh dan belajar bahasa kedua (B2) selalu membangun bahasa melalui proses kretivitas. Jadi,
kekhilafan adalah hasil atau implikasi dari kreativitas, bukan suatu kesalahan
berbahasa. kekhilafan adalah suatu hal
yang wajar dan selalu dialami anak (siswa) dalm proses pembelajaran bahasa
kedua.hal itu merupakan implikasi logis dari proses pembentukan kretiv
siswa(anak). Hendrickson dalam Nurhadi (1990) menyimpulkan bahwa kekhilafan
berbahasa bukanlah sesuatu yang semata-mata harus dihindari,melainkan sesuatu
yang perlu dipelajari. Dengan mempelajari kekhilafan minimal ada 3(tiga)
informasi yang akan di peroleh guru (pengajar) bahasa yakni:
a. Kekhilafan
berguna untuk umpan balik(feedback),yakni tentang seberapa jauh jarak yang
harus ditempuh oleh anak untuk sampai kepada serta hal apa(materi) yang masih
harus dipelajri oleh anak (siswa):
b. Kekhilafan
berguna sebagai data/fakta empiris untuk peneliti atau penelitian tentang
bagaimana seseorang memperoleh dan mempelajari bahasa:
c. Kekhilafan
berguna sebagai masukan (input), bahwa kekhilafan adalah hal yang tidak
terhindarkan dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa, dan merupakan salah
satu strategi yang digunakan oleh anak untuk pemerolehan bahasanya
(Corde;Richard, 1975).
Kesalahan berbahasa dipandang sebagai bagian dari
proses belajar bahasa. Ini berarti bahwa kesalahan berbahasa adalah bagian yang
integral dari pemerolehan dan pengajar bahasa. Sekarang ”Apa yang dimaksud
kesalahan berbahasa Indonesia?”Apabila kesalahan berbahasa itu dihubungkan
dengan pernyataan atau semboyan”pergunakanlah bahasa indonesia yang abaik dan
benar,” ada 2(dua) parameter atau tolak ukur kesalahan berbahasa Indonesia.
Pertama,pergunakanlah bahasa yang baik. Ini berarti
bahwa bahasa indonesia yang baik adalah pergunaan bahasa sesuai dengan faktor-faktor penentu dalam
komunikasi,antara lain:
a. Siapa
yang berbahsa dengan siapa;
b. Untuk
tujuan apa;
c. Dalam
situasi apa(tempat dan waktu);
d. Dalam
konteks apa(partisipan,kebudayaan dan suasana);
e. Denga
jalur mana (lisan atau tulisan);
f. Dengan
media apa (tatap muka, telepon, surat, koran, buku)
g. Dalam
peristiwa apa(bercakap, ceramah, upacara, lamaran pekerjaan, pelaporan,
pengungkapan perasaan).
2.2 Kategori Kesalahan Berbahasa
Kesalahan
berbahasa dapat terjadi dalam setiap tataran linguistik(kebahasaan). Ada
kesalahan yang terjadi dalam fonologi,morfologi, sintaksis, wacana dan
semantik. Kesalahan berbahasa dapatdisebabkan oleh intervensi (tekanan) bahasa
pertama(B1) terhadap bahasa kedua(B2). Kesalahan berbahasa yang paling umum
terjadi akibat penyimpangan kaidah bahasa. Hal itu terjadi oleh perbedaan
kaidah (struktur) bahasa pertama(B1) ddengan bahasa kedua(B2). Selain itu
kesalahan terjadi oleh adanya transfer negatif atau intervensi B1 pada B2.
Dalam pengajar bahasa, kesalahn berbahasa
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya: kurikulum, guru, pendekatan,
pemilihan bahan ajar, serta cara pengajar bahasa yang kurang
tepat(tarigan,1997). Burt,Dulay, maupun Krashen(1982) membedakan wilayah
(taksonomi) kelahan berbahasa menjadi kesalahan atu kekhilafan:
a.
Taksonomi kategori
linguistik;
b.
Taksonomi kategori
strategi performasi;
c.
Taksonomi kategori
komparatif;
d.
Taksonomi kategori efek
komunikasi;
Anda dapat mempelajari
taksonomi tersebut dalam sajian berikut. Taksonomi kesalahan berbahasa itu,
menurut Nurhadi (1990), dibedakan sebagai berikut. Taksonomi kategori
linguistik membedakan kesalahan berdasarkan komponen bahasa dan konsisten
bahasa. Berdasarkan komoponen bahasa, wilayah kesalahan dibedakan menjadi
a. Kesalahn
tataran fonologi;
b. Kesalahan
tataran morfologi dan sintaksis;
c. Kesalahan
tataran semantik dan kata;
d. Kesalahan
tataran wacana;
Berdasarkan konstituen
bahasa, kesalahan terjadi pada tataran pengunaan unsur-unsur bahasa ketika
dihubungkan dengan unsur bahasa lain dalam satu bahasa. Misalnya frase dan
klausa dalam tataran sintaksis atu morfem-morfem gramatikal dalam tataran morfologi.
Berdasarkan taksonomi
kategori strategi performasi, kesalahan didasarkan kepada penyimpangan bahasa
yang terjadi pada pemerolehan dan pengajaran bahasa kedua(B2). Pendeskripsian
kesalahan ini seharusnya dipertimbangkan atau dihubungkan dengan proses konigtif
pada saat anak (siswa) memproduksi (merekonstruksi) bahasanya. Dalam kategori
strategi performasi, tataran kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi 4(empat)
kesalahan. Berikut adalah keempat kesalahan kategori strategi performasi:
a. Penanggalan
(omission), penutur bahasa menanggalkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang
diperlukan dalam suatu frase atau kalimat. Akibatnya terjadi penyimpangan
konstruksi frase atau kalimat.
b. Penambahan
(addition), penutur bahasa menambahkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang
tidak diperlukan dalam satu frase atau kalimat.
c. Kesalah
bentukan (misfromation), penutur membentuk suatu frase atau kalimat yang tidak sesuai kaidah bahasa itu.
Akibatnya konstruksi frase atau kalimat menjadi salah (penyimpangan) kaidah
bahasa.
d. Kesalahan
urutan (misordering), penutur menyusun atau mengurutkan unsur-unsur bahasa
dalam suatu konstruksi frase atau kalimat di laur kaidah bahasa itu. Akibatnya
frase atau kalimat itu menyimpang dari kaidah bahasa.
Berdasarkan
taksonomi komparatif, kesalahan dibedakan menjadi 3(tiga) tataran kesalahan.
Berikut adalah keempat jenis kesalahan berdasarkan taksonomi komparatif.
a. Kesalahan
interingual disebut juga kesalahan interferensi, yakni: kesalahan yang
bersumber (akibat) dari pengaruh bahsa pertama(B1) terhadap bahasa kedua.
b. Kesalahan
intralingual adalah kesalahan akibat perkembangan . kesalahan berbahasa bersumber
dari penguasaan bahasa kedua (B2) yang belum memadai. Kesalahn ambigu adalah
keslahan berbahasa yang merefleksikan kesalahan interingual dan intralingual.
Kesalahan ini diakibatkan kesalahn interlingual dan intralingual.
c. Kesalahan
unik adalah kesalahan bahasa yang tidak dapat dideskripsikan berdasarkan
tataran kesalahan interlingual dan intralingual.
Kesalahan ini tidak
dapat dilacak dari B1 maupun B2. Misalnya: anak kecil yang mulai belajar
berbicara dalam satu bahasa, tidak sedik tuturan (kata frase atau kailmat) yang
tidak dapat dijelaskan dari B1 maupun B2. Berdasarkan kategori efek komunikasi
, kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi kesalahan lokal dan kesalahan bahasa
global. Berdasarkan jenis penyimpangan bahasa, kesalahan lokal adalah keslahan
konstruksi kalimat yang ditanggalkan (dihilangkan) salah satu unsurnya.
Akibatnya proses komunikasi terganggu. Misalnya : penutur menggunakan kalimat
atau tuturan janggal atau “nyeleneh” saat berkomunikasi. Adapun kesalahan
bahasa global adalah tataran kesalahan bahasa yang menyebabkan seluruh tututran
atau isi yang dipesankan dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis, menjadi
tidak dapat dipahami. Akibat frase ataupun kalimat yang digunakan oleh penutur
berada diluar kaidah bahasa manapun baik B1 maupun B2.
2.3 Sumber kesalahan berbahasa
Dalam konteks ini sumber kesalahan
itu adalah “ pergunakanlah bahasa indonesia yang baik dan benar kemudian
dihubungkan dengan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah, itulah sumber yang
utama untuk analisis kesalahan bahasa dalam sajian ini. Penyimpangan bahasa
yang diukur berada pada tataran (wilayah) fonologi,morfologi,sintaksis,semantik
dan wacana yang dihubungkan dengan faktor-faktor penentu dalam komunikasi.
Apabila sumber kesalahan berbahasa itu dideskripsikan secara rinci, anda dapat
melakukan analisis kesalahan pada sumber-sumber kesalahan berikut.
Analisis kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi
Sumber
kesalahan berbahasa daalm tataran fonologi bahasa indonesia antara lain:
fonem,diftong,kluster dan pemenggalan kata. Sumber kesalahan itu terdapat pada
tataran berikut. a.Fonem/c/ diucapakan menjadi/se/. b.Fonem/f/ diucapkan
menjadi /p/. C.Fonem/z/ diucapakan menajadi /j/. D.Fonem /z/ menajadi /s/.
E.penghilangan fonem/k/.
Analisis kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi
Sumber kesalahan
berbahasa dalam tataran morfologi bahasai indonesia,anatara lain:
a.
Salah penentuan bentuk
asal.
b.
Fonem yang luluh tidak
diluluhkan.
c.
Fonem yang tidak
luluh diluluhkan .
d.
Penyingkatan morfem
men-, meny-, meng-, dan menge-menjadi n, ny,ng, dan nge-
e.
Perubahan morfem ber-,
per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-
f.
Penulisan morfem yang
salah.
g.
Pengulangan yang salah
h.
Penulisan kata majemuk
yang serangkai
i.
Pemajemukan berafiksasi
j.
Pemajemukan dengan
afiks dan sufiks
k.
Perulangan kata majemuk
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran
sintaksis,antara lain:
a.
Penggunaan kata
perangkaian, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk.
b.
Pembentukan kalimat
tidak baku, antara lain:
1. Kalimat
tidak efektif.
2. Kalimat
tidak normatif.
3. Kalimat
tidak logis.
4. Kalimat
rancu.
5. Kalimat
ambigu.
6. Kalimat
pengaruh struktur bahasa asing.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran semantik,
antara lain:
a.
Akibat gejala
hiperkorek.
b.
Akibat gejala
pleonasme.
c.
Akibat bentuk
ambiguitas.
d.
Akibat diksi (pemilihan
kata).
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran
wacana,antara lain:
a.
Akibat syarat-syarat
paragraf tidak dipenuhi.
b.
Akibat sebuah struktur
sebuah paragraf.
c.
Akibat pengabungan
paragraf.
d.
Akibat penggunaan
bahasa dalam paragraf.
e.
Akibat pengorganisasian
isi (topik-topik) dalam paragraf.
f.
Akibat pemilihan topik
(isi) paragraf yang tidak tepat.
g.
Akibat tidak kecermatan
dalam perujukan.
h.
Akibat penggunaan
kalimat dalam paragrafyang tidak selesai.
2.4 Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa
Anda
sudah mengetahui sekarang bahwa kesalahan bahasa dapat dibedakna menjadi (1)
kesalahan berbahasa dan (2) kekeliruan berbahasa (error dan mistake).hal itu
tidak dapat dihindari terutama pada anak (siswa) yang berada dalam peroses
pemberorehan dan pembelajaran bahasa(B2).
Berdasarkan sumbernya
,kesalahan bahasa itu berada pada tataran antara lain (1)linguistik
(kebahasaan),(2)kegiatan berbahasa,(3)jenis bahasa yang digunakan , (4)
penyebab kesalahan , dan (5) frekuensi
kesalahan berbahasa (taringan, 1997).penyebab kesalahan berbahasa adalah kontak
bahasa yang terjadi dalam diri dwibahasawan yang menyebabkan saling pengaruh
antara unsur-unsur bahasa itu (B1 B2). Itulah tujuan anda mempelajari sajian
ini .dalam kontak bahasa (B1 dan B2),terjadi transfer unsur-unsur bahasa .
Apabila unsur-unsur bahasa yang di transfer itu menjadikan siswa mudah dalam
proses pemerorehan dan pengajaran bahasa maka itu disebut transfer positif .
Apabila unsur-unsur bahasa yang di transferkan itu menjadikan siswa kesulitan
dan salah dalam berbahasa maka itu disebut transfer negatif atau interferensi.
Jadi interferensi adalah salah satupenyebab siswa mendapatkan kesulitan dan
kesalahan atau kekhilafan dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa
(B2).
Analisis kesalahan berbahasa
ditujukan untuk mendiskripsikan fenomena kesalahan berbahasa kedua akibat
adanya interferensi bahasa pertama yang terjadi pada perilaku bahasa
pembelajar bahasa. Kesalahan berbahasa selanjutnya dapat dianalisis.Oleh
karena itu, analisis kesalahan berbahasa ditujukan untuk memperbbaiki komponen
proses belajar-mengajar berbahasa.
2.5 Metode Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis
kesaalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja. Sebagai suatu prosedur kerja
atau metode, analisis kesalahan berbahasa memiliki langkah-langkah kerja
tertentu. Tarigan (1997) mengajukan modifikasi langkah-langkah analisis
kesalahan berbahasa sebagai berikut:
1. Mengumpulkan
data kesalalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa
2. Mengidentifikasi
kesalahan berdasarkan tataran kebahasaan misalnya: kesalahan fonologi, morfologi,
sintaksis, wacana dan sintaksis.
3. Memperingkat
atau atau merangking kesalahan.
4. Menjelaskan
keadaan. Menjelaskan apa yang salah, penyebab kesalahan, dan cara
memperbaikinya.
5. Memprediksi
tataran kebahasaan yang rawan kesalahan.
6. Mengoreksi
kesalahan. Memperbaiki kesalahan yang ada, mencari cara yang tepat untuk
mengurangi dan kalau dapat menghilangkan kesalahan itu.
2.6 Model
Analisis Kesalahan Berbahasa
Agar lebih mengetahui perihal
analisis kesalahan berbahasa, dapat mempelajari sejumlah model analisis.
Model-model analisis kesalahan berbahasa Indonesia yang dikembangkan oleh
Tarigan (1997) dalam buku analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut:
1. Model
analisis kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi.
Sebagian besar kesalahan berbahasa
Indonesia di bidang fonologi berkaitan dengan pengucapan. Tentu saja apabila
kesalahan berbahasa lisan ini dituliskan maka jadilah kesalahan itu dalam
bahasa tulis.
Penyebab kesalahan berbahasa di
bidang fonologi :
a. Kesalahan
pengucapan fonim
Misalnya:
-
Fonim /a/ diucapkan /e/
contoh mengupayakan – mengupayaken
-
Fonim /i/ diucapkan /e/
contoh keliru _ keleru
-
Diftong /au/ diucapkan
/o/ contoh danau _ dano
b. Penghilangan
fonim
Misalnya:
-
Hilang – ilang
-
Haus - aus
c. Penambahan
fonim
Misalnya:
-
Gaji - gajih
-
Biji - bijih
d. Kesalahan
dalam meletakkan jeda
e. Kesalahan
dalam pemenggalan atas suku kata
2. Model
analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi
Kesalahan berbahasa dalam bidang
morfologi sebagian besar berkaitan dengan bahasa tulis.
Kesalahan berbahasa dalam bidang
morfologi disebabkan oleh berbagai hal yaitu dapat dikelompokkan menjadi:
a. Afiksasi
1. Kesalahan
berbahasa karena salah menentukan bentuk asal
Salah Benar
Himbau imbau
Trap terap
2. Fonem
yang seharusnya luluh dalam proses afikasi tidak diluluhkan:
Salah Benar
Mentabrak menabrak
Mentertawakan menertawakan
3. Fonem
yang tidak luluh diluluhkan
Salah Benar
Memitnah memfitnah
Memotokopi Memfotocopi
4. Penyingkatan
Morf men-,meny-, meng-,
a. Morf men- disingkat menjadi n.
Salah Benar
Natap menatap
Nari menari
b. Morf
meny- disingkat n.
Salah Benar
Nyambal menyambal
Nyuruh menyuruh
c. Morf
meng- disingkat ng.
Salah Benar
Ngarang mengarang
Ngambil mengambil
d. Morf
menge- disingkat nge.
Salah Benar
Ngelap mengelap
Ngelas mengelas
5. Perubahan
morfem ber-, per-, dan ter-, menjadi be-, pe-, dan te-
6. Penulisan
morfem yang salah
7. Perulangan
yang salah
Contoh
Salah Benar
Kuda kuda kuda-kuda
Rumah rumah rumah-rumah
b. Reduplikasi
1. Kesalahan
dalam menentukan bentuk dasar yang diulang.
Contoh
Salah Benar
Mengemas–kemasi mengemas-ngemas
2. Bentuk
dasar yang diulang seluruhnya hanya sebahagian yang diulang
Contoh
Salah Benar
Kaki-kaki tangan kaki
tangan-kaki tangan
c. Gabungan
kata atau kata majemuk
1. Gabungan
kata yang seharusnya dituliskan serangkai dituliskan tidak serangkai
Contoh
Matahari ( benar ) ditulis mata hari (salah)
2. Kata
majemuk yang seharusnya ditulis terpisah ditulis serangkai
Contoh
Salah benar
Rumahsakit rumah sakit
Matapelajaran mata
pelajaran
3. Pengulangan
kata majemuk yang salah
Contoh
Salah Benar
Mata-matahari matahari-matahari
Segi-segitiga segitiga-segitiga
3. Model
analisis kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis
a. Penggunaan
kata perangkaian, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk.
b. Pembentukan
kalimat tidak baku, antara lain:
1. Kalimat
tidak efektif.
2. Kalimat
tidak normatif.
3. Kalimat
tidak logis.
4. Kalimat
rancu.
5. Kalimat
ambigu.
6. Kalimat
pengaruh struktur bahasa asing.
4.
Model
kesalahan berbahasa dalam tataran semantik
1. Akibat
gejala hiperkorek.
2. Akibat
gejala pleonasme.
3. Akibat
bentuk ambiguitas.
4. Akibat
diksi (pemilihan kata).
5.
Model
kesalahan berbahasa dalam tataran wacana,antara lain:
1.
Akibat syarat-syarat
paragraf tidak dipenuhi.
2.
Akibat sebuah struktur
sebuah paragraf.
3.
Akibat pengabungan
paragraf.
4.
Akibat penggunaan
bahasa dalam paragraf.
5.
Akibat pengorganisasian
isi (topik-topik) dalam paragraf.
6.
Akibat pemilihan topik
(isi) paragraf yang tidak tepat.
7.
Akibat tidak kecermatan
dalam perujukan.
8.
Akibat penggunaan
kalimat dalam paragrafyang tidak selesai
BAB III
PENUTUP
Kesalahan berbahasa
adalah penyimpangan-penyimpangan berbahasa yang dilakukan oleh seseorang secara
sistematis dan konsisten.
Dalam kategori strategi performasi, tataran
kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi 4(empat) kesalahan yaitu Penanggalan
(omission),Penambahan (addition), Kesalahan bentukan (misfromation), Kesalahan
urutan (misordering).
Model-model
analisis kesalahan berbahasa Indonesia yang dikembangkan oleh Tarigan (1997)
dalam buku analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut: Model analisis
kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi, Model analisis kesalahan berbahasa
dalam bidang morfologi, Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang
sintaksis, Model kesalahan berbahasa
dalam tataran semantik
DAFTAR PUSTAKA
Ardiana,Leo
Indra dkk.2001.Analisis Kesalahan Berbahasa.Jakarta: Universitas Terbuka
Tarigan, Henry Guntur.
1988.Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung.Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar