Jumat, 29 Maret 2013

Analisis Kesalahan Berbahasa


CARA MENGOREKSI DAN MODEL ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
Oleh : Nuryanto

I.PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar! Ungkapan itu sudah klise sebab kita sudah sering mendengar ataupun membacanya, bahkan membicarakan dan menuliskan ungkapan tersebut. Akibatnya , kita pun dapat bertanya “Apakah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu masih belum dicapai saat ini? Apakah penggunaan bahasa Indonesia saat ini masih belum baik dan benar?”Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab pertanyaan tersebut. Melalui analisis  kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara kita mengalisis bahasa yang baik dan benar itu? Hal itu lah yang akan dibahasa dalam makalah ini. Setelah mempelajari, kita dapat mempraktikannya dalam berbahasa Indonesia. Akhirnya pernyataan”pergunakanlah bahasa yang baik dan benar”menjadi kenyataan.

1.2              Perumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal diantaranya:
1.2.1        Apa pengertian kesalahan berbahasa?
1.2.2        Apa saja kategori kesalahn berbahasa?
1.2.3        Apa saja sumber kesalahan berbahasa?
1.2.4        Apa tujuan analisis kesalahan berbahasa?
1.2.5        Apa metode analisis kesalahan berbahasa?
1.2.6        Bagaimana menggunakan model analisis  kesalahan berbahasa?

1.3              Tujuan
Tujuan dari penulis makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1        Untuk mengetahui pengertian kesalahan berbahasa
1.3.2        Memahami kategori kesalahan berbahasa
1.3.3        Memahami sumber kesalahan berbahasa
1.3.4        Memahami tujuan analisis kesalahan berbahasa
1.3.5        Memahami metode analisis kesalahan berbahasa
1.3.6        Memahami penggunaan model analisis kesalahan berbahasa







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kesalahan berbahasa
            Kesalahan berbahasa adalah penyimpangan-penyimpangan berbahasa yang dilakukan oleh seseorang secara sistematis dan konsisten.
            Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Untuk membahas tentang kesalahan berbahasa. Corder(1974) menggunakan 3(tiga) istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) lapses, (2) error, dan(3)mistake.
            Ketiga isitilah itu memliki domain yang berbeda dalam memandang kesalahan berbahasa. Coreder(1974) menjelaskan:
a.      Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan(kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini di istilahkan dengan “slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini diistilahkan “slip of the pen”. Keslahan ini terjadi akibat ketidak sengajaan oleh penuturnya.
b.      Eror
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehungga itu berdampak kekurang sempurnaan atau ketidak mampuan penutur. Hal tersebut berimpliksi terhadap penggunaa bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.
c.       Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Menurut Huda (1981), kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa(anak)
yang sedang memperoleh dan belajar bahasa kedua disebut kekhilafan (error). Kekhilafan(error),menurut Nelson Brook dalam syafi’ie(1984),itu “dosa/kesalahan” yang harus dihindari dan dampaknya harus dibatasi,tetapi kehadiran kekhilafan itu tidak dapat dihindari dalam pembelajaran bahasa kedua. Ditegaskan Oleh Dulay,Burt maupun Richard (1979),kekhilafan akan selalu muncul betapa pun usaha pencengahan dilakukan, tidak seorang pun dapat belajar bahasa tanpa melakukan kekhilafan (kesalahan) berbahasa.
    Menurut temuan kajian dalam bidang psikolog kognitif,setiap anak yang sedang memperoleh dan belajar bahasa kedua (B2) selalu membangun bahasa melalui proses kretivitas. Jadi, kekhilafan adalah hasil atau implikasi dari kreativitas, bukan suatu kesalahan berbahasa.  kekhilafan adalah suatu hal yang wajar dan selalu dialami anak (siswa) dalm proses pembelajaran bahasa kedua.hal itu merupakan implikasi logis dari proses pembentukan kretiv siswa(anak). Hendrickson dalam Nurhadi (1990) menyimpulkan bahwa kekhilafan berbahasa bukanlah sesuatu yang semata-mata harus dihindari,melainkan sesuatu yang perlu dipelajari. Dengan mempelajari kekhilafan minimal ada 3(tiga) informasi yang akan di peroleh guru (pengajar) bahasa yakni:
a.       Kekhilafan berguna untuk umpan balik(feedback),yakni tentang seberapa jauh jarak yang harus ditempuh oleh anak untuk sampai kepada serta hal apa(materi) yang masih harus dipelajri oleh anak (siswa):
b.      Kekhilafan berguna sebagai data/fakta empiris untuk peneliti atau penelitian tentang bagaimana seseorang memperoleh dan mempelajari bahasa:
c.       Kekhilafan berguna sebagai masukan (input), bahwa kekhilafan adalah hal yang tidak terhindarkan dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa, dan merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh anak untuk pemerolehan bahasanya (Corde;Richard, 1975).
Kesalahan berbahasa dipandang sebagai bagian dari proses belajar bahasa. Ini berarti bahwa kesalahan berbahasa adalah bagian yang integral dari pemerolehan dan pengajar bahasa. Sekarang ”Apa yang dimaksud kesalahan berbahasa Indonesia?”Apabila kesalahan berbahasa itu dihubungkan dengan pernyataan atau semboyan”pergunakanlah bahasa indonesia yang abaik dan benar,” ada 2(dua) parameter atau tolak ukur kesalahan berbahasa Indonesia.
Pertama,pergunakanlah bahasa yang baik. Ini berarti bahwa bahasa indonesia yang baik adalah pergunaan bahasa sesuai  dengan faktor-faktor penentu dalam komunikasi,antara lain:
a.       Siapa yang berbahsa dengan siapa;
b.      Untuk tujuan apa;
c.       Dalam situasi apa(tempat dan waktu);
d.      Dalam konteks apa(partisipan,kebudayaan dan suasana);
e.       Denga jalur mana (lisan atau tulisan);
f.       Dengan media apa (tatap muka, telepon, surat, koran, buku)
g.      Dalam peristiwa apa(bercakap, ceramah, upacara, lamaran pekerjaan, pelaporan, pengungkapan perasaan).
2.2 Kategori Kesalahan Berbahasa
            Kesalahan berbahasa dapat terjadi dalam setiap tataran linguistik(kebahasaan). Ada kesalahan yang terjadi dalam fonologi,morfologi, sintaksis, wacana dan semantik. Kesalahan berbahasa dapatdisebabkan oleh intervensi (tekanan) bahasa pertama(B1) terhadap bahasa kedua(B2). Kesalahan berbahasa yang paling umum terjadi akibat penyimpangan kaidah bahasa. Hal itu terjadi oleh perbedaan kaidah (struktur) bahasa pertama(B1) ddengan bahasa kedua(B2). Selain itu kesalahan terjadi oleh adanya transfer negatif atau intervensi B1 pada B2. Dalam pengajar  bahasa, kesalahn berbahasa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya: kurikulum, guru, pendekatan, pemilihan bahan ajar, serta cara pengajar bahasa yang kurang tepat(tarigan,1997). Burt,Dulay, maupun Krashen(1982) membedakan wilayah (taksonomi) kelahan berbahasa menjadi kesalahan atu kekhilafan:
a.       Taksonomi kategori linguistik;
b.      Taksonomi kategori strategi performasi;
c.       Taksonomi kategori komparatif;
d.      Taksonomi kategori efek komunikasi;
Anda dapat mempelajari taksonomi tersebut dalam sajian berikut. Taksonomi kesalahan berbahasa itu, menurut Nurhadi (1990), dibedakan sebagai berikut. Taksonomi kategori linguistik membedakan kesalahan berdasarkan komponen bahasa dan konsisten bahasa. Berdasarkan komoponen bahasa, wilayah kesalahan dibedakan menjadi
a.       Kesalahn tataran fonologi;
b.      Kesalahan tataran morfologi dan sintaksis;
c.       Kesalahan tataran semantik dan kata;
d.      Kesalahan tataran wacana;
Berdasarkan konstituen bahasa, kesalahan terjadi pada tataran pengunaan unsur-unsur bahasa ketika dihubungkan dengan unsur bahasa lain dalam satu bahasa. Misalnya frase dan klausa dalam tataran sintaksis atu morfem-morfem gramatikal  dalam tataran morfologi.
Berdasarkan taksonomi kategori strategi performasi, kesalahan didasarkan kepada penyimpangan bahasa yang terjadi pada pemerolehan dan pengajaran bahasa kedua(B2). Pendeskripsian kesalahan ini seharusnya dipertimbangkan atau dihubungkan dengan proses konigtif pada saat anak (siswa) memproduksi (merekonstruksi) bahasanya. Dalam kategori strategi performasi, tataran kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi 4(empat) kesalahan. Berikut adalah keempat kesalahan kategori strategi performasi:
a.       Penanggalan (omission), penutur bahasa menanggalkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang diperlukan dalam suatu frase atau kalimat. Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau kalimat.
b.      Penambahan (addition), penutur bahasa menambahkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan dalam satu frase atau kalimat.
c.       Kesalah bentukan (misfromation), penutur membentuk suatu frase atau kalimat  yang tidak sesuai kaidah bahasa itu. Akibatnya konstruksi frase atau kalimat menjadi salah (penyimpangan) kaidah bahasa.
d.      Kesalahan urutan (misordering), penutur menyusun atau mengurutkan unsur-unsur bahasa dalam suatu konstruksi frase atau kalimat di laur kaidah bahasa itu. Akibatnya frase atau kalimat itu menyimpang dari kaidah bahasa.
Berdasarkan taksonomi komparatif, kesalahan dibedakan menjadi 3(tiga) tataran kesalahan. Berikut adalah keempat jenis kesalahan berdasarkan taksonomi komparatif.
a.       Kesalahan interingual disebut juga kesalahan interferensi, yakni: kesalahan yang bersumber (akibat) dari pengaruh bahsa pertama(B1) terhadap bahasa kedua.
b.      Kesalahan intralingual adalah kesalahan akibat perkembangan . kesalahan berbahasa bersumber dari penguasaan bahasa kedua (B2) yang belum memadai. Kesalahn ambigu adalah keslahan berbahasa yang merefleksikan kesalahan interingual dan intralingual. Kesalahan ini diakibatkan kesalahn interlingual dan intralingual.
c.       Kesalahan unik adalah kesalahan bahasa yang tidak dapat dideskripsikan berdasarkan tataran kesalahan interlingual dan intralingual.
Kesalahan ini tidak dapat dilacak dari B1 maupun B2. Misalnya: anak kecil yang mulai belajar berbicara dalam satu bahasa, tidak sedik tuturan (kata frase atau kailmat) yang tidak dapat dijelaskan dari B1 maupun B2. Berdasarkan kategori efek komunikasi , kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi kesalahan lokal dan kesalahan bahasa global. Berdasarkan jenis penyimpangan bahasa, kesalahan lokal adalah keslahan konstruksi kalimat yang ditanggalkan (dihilangkan) salah satu unsurnya. Akibatnya proses komunikasi terganggu. Misalnya : penutur menggunakan kalimat atau tuturan janggal atau “nyeleneh” saat berkomunikasi. Adapun kesalahan bahasa global adalah tataran kesalahan bahasa yang menyebabkan seluruh tututran atau isi yang dipesankan dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis, menjadi tidak dapat dipahami. Akibat frase ataupun kalimat yang digunakan oleh penutur berada diluar kaidah bahasa manapun baik B1 maupun B2.

2.3 Sumber kesalahan berbahasa
            Dalam konteks ini sumber kesalahan itu adalah “ pergunakanlah bahasa indonesia yang baik dan benar kemudian dihubungkan dengan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah, itulah sumber yang utama untuk analisis kesalahan bahasa dalam sajian ini. Penyimpangan bahasa yang diukur berada pada tataran (wilayah) fonologi,morfologi,sintaksis,semantik dan wacana yang dihubungkan dengan faktor-faktor penentu dalam komunikasi. Apabila sumber kesalahan berbahasa itu dideskripsikan secara rinci, anda dapat melakukan analisis kesalahan pada sumber-sumber kesalahan berikut.
Analisis kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi
            Sumber kesalahan berbahasa daalm tataran fonologi bahasa indonesia antara lain: fonem,diftong,kluster dan pemenggalan kata. Sumber kesalahan itu terdapat pada tataran berikut. a.Fonem/c/ diucapakan menjadi/se/. b.Fonem/f/ diucapkan menjadi /p/. C.Fonem/z/ diucapakan menajadi /j/. D.Fonem /z/ menajadi /s/. E.penghilangan fonem/k/.

Analisis kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi bahasai indonesia,anatara lain:
a.       Salah penentuan bentuk asal.
b.      Fonem yang luluh tidak diluluhkan.
c.       Fonem yang tidak luluh  diluluhkan .
d.      Penyingkatan morfem men-, meny-, meng-, dan menge-menjadi n, ny,ng, dan nge-
e.       Perubahan morfem ber-, per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-
f.       Penulisan morfem yang salah.
g.      Pengulangan yang salah
h.      Penulisan kata majemuk yang serangkai
i.        Pemajemukan berafiksasi
j.        Pemajemukan dengan afiks dan sufiks
k.      Perulangan kata majemuk
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis,antara lain:
a.       Penggunaan kata perangkaian, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk.
b.      Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain:
1.      Kalimat tidak efektif.
2.      Kalimat tidak normatif.
3.      Kalimat tidak logis.
4.      Kalimat rancu.
5.      Kalimat ambigu.
6.      Kalimat pengaruh struktur bahasa asing.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran semantik, antara lain:
a.       Akibat gejala hiperkorek.
b.      Akibat gejala pleonasme.
c.       Akibat bentuk ambiguitas.
d.      Akibat diksi (pemilihan kata).
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran wacana,antara lain:
a.       Akibat syarat-syarat paragraf tidak dipenuhi.
b.      Akibat sebuah struktur sebuah paragraf.
c.       Akibat pengabungan paragraf.
d.      Akibat penggunaan bahasa dalam paragraf.
e.       Akibat pengorganisasian isi (topik-topik) dalam paragraf.
f.       Akibat pemilihan topik (isi) paragraf yang tidak tepat.
g.      Akibat tidak kecermatan dalam perujukan.
h.      Akibat penggunaan kalimat dalam paragrafyang tidak selesai.
2.4 Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa
                        Anda sudah mengetahui sekarang bahwa kesalahan bahasa dapat dibedakna menjadi (1) kesalahan berbahasa dan (2) kekeliruan berbahasa (error dan mistake).hal itu tidak dapat dihindari terutama pada anak (siswa) yang berada dalam peroses pemberorehan dan pembelajaran bahasa(B2).
                        Berdasarkan sumbernya ,kesalahan bahasa itu berada pada tataran antara lain (1)linguistik (kebahasaan),(2)kegiatan berbahasa,(3)jenis bahasa yang digunakan , (4) penyebab kesalahan , dan  (5) frekuensi kesalahan berbahasa (taringan, 1997).penyebab kesalahan berbahasa adalah kontak bahasa yang terjadi dalam diri dwibahasawan yang menyebabkan saling pengaruh antara unsur-unsur bahasa itu (B1 B2). Itulah tujuan anda mempelajari sajian ini .dalam kontak bahasa (B1 dan B2),terjadi transfer unsur-unsur bahasa . Apabila unsur-unsur bahasa yang di transfer itu menjadikan siswa mudah dalam proses pemerorehan dan pengajaran bahasa maka itu disebut transfer positif . Apabila unsur-unsur bahasa yang di transferkan itu menjadikan siswa kesulitan dan salah dalam berbahasa maka itu disebut transfer negatif atau interferensi. Jadi interferensi adalah salah satupenyebab siswa mendapatkan kesulitan dan kesalahan atau kekhilafan dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa (B2).
            Analisis kesalahan berbahasa ditujukan untuk mendiskripsikan fenomena kesalahan berbahasa kedua akibat adanya interferensi bahasa pertama yang terjadi pada perilaku  bahasa  pembelajar bahasa. Kesalahan berbahasa selanjutnya dapat dianalisis.Oleh karena itu, analisis kesalahan berbahasa ditujukan untuk memperbbaiki komponen proses belajar-mengajar berbahasa.
2.5 Metode Analisis Kesalahan Berbahasa
            Analisis kesaalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja. Sebagai suatu prosedur kerja atau metode, analisis kesalahan berbahasa memiliki langkah-langkah kerja tertentu. Tarigan (1997) mengajukan modifikasi langkah-langkah analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut:
1.      Mengumpulkan data kesalalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa
2.      Mengidentifikasi kesalahan berdasarkan tataran kebahasaan misalnya: kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis, wacana dan sintaksis.
3.      Memperingkat atau atau merangking kesalahan.
4.      Menjelaskan keadaan. Menjelaskan apa yang salah, penyebab kesalahan, dan cara memperbaikinya.
5.      Memprediksi tataran kebahasaan yang  rawan kesalahan.
6.      Mengoreksi kesalahan. Memperbaiki kesalahan yang ada, mencari cara yang tepat untuk mengurangi dan kalau dapat menghilangkan kesalahan itu.
2.6 Model Analisis Kesalahan Berbahasa
            Agar lebih mengetahui perihal analisis kesalahan berbahasa, dapat mempelajari sejumlah model analisis. Model-model analisis kesalahan berbahasa Indonesia yang dikembangkan oleh Tarigan (1997) dalam buku analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut:
1.      Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi.
Sebagian besar kesalahan berbahasa Indonesia di bidang fonologi berkaitan dengan pengucapan. Tentu saja apabila kesalahan berbahasa lisan ini dituliskan maka jadilah kesalahan itu dalam bahasa tulis.
Penyebab kesalahan berbahasa di bidang fonologi :
a.       Kesalahan pengucapan fonim
Misalnya:
-          Fonim /a/ diucapkan /e/         contoh  mengupayakan – mengupayaken
-          Fonim /i/ diucapkan /e/          contoh   keliru               _ keleru
-          Diftong /au/ diucapkan /o/     contoh danau                _ dano
b.      Penghilangan fonim
Misalnya:
-          Hilang – ilang
-          Haus   -  aus
c.       Penambahan fonim
Misalnya:
-          Gaji   - gajih
-          Biji    - bijih
d.      Kesalahan dalam meletakkan jeda
e.       Kesalahan dalam pemenggalan atas suku kata
2.      Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi
Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi sebagian besar berkaitan dengan bahasa tulis.
Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi disebabkan oleh berbagai hal yaitu dapat dikelompokkan menjadi:
a.       Afiksasi
1.      Kesalahan berbahasa karena salah menentukan bentuk asal
Salah                                                   Benar
Himbau                                               imbau
Trap                                                     terap
2.      Fonem yang seharusnya luluh dalam proses afikasi tidak diluluhkan:
Salah                                                   Benar
Mentabrak                                           menabrak
Mentertawakan                                   menertawakan


3.      Fonem yang tidak luluh diluluhkan
Salah                                                   Benar
Memitnah                                            memfitnah
Memotokopi                                        Memfotocopi
4.      Penyingkatan Morf men-,meny-, meng-,
a.       Morf  men- disingkat menjadi n.
Salah                                             Benar
Natap                                            menatap
Nari                                               menari
b.      Morf meny- disingkat n.
Salah                                             Benar
Nyambal                                        menyambal
Nyuruh                                          menyuruh
c.       Morf meng- disingkat ng.
Salah                                             Benar
Ngarang                                        mengarang
Ngambil                                        mengambil
d.      Morf menge- disingkat nge.
Salah                                             Benar
Ngelap                                           mengelap
Ngelas                                           mengelas

5.      Perubahan morfem ber-, per-, dan ter-, menjadi be-, pe-, dan te-
6.      Penulisan morfem yang salah
7.      Perulangan yang salah
Contoh
Salah                                                   Benar
Kuda kuda                                          kuda-kuda
Rumah rumah                                      rumah-rumah

b.      Reduplikasi
1.      Kesalahan dalam menentukan bentuk dasar yang diulang.
Contoh
Salah                                                   Benar
Mengemas–kemasi                              mengemas-ngemas
2.      Bentuk dasar yang diulang seluruhnya hanya sebahagian yang diulang

Contoh
Salah                                                   Benar
Kaki-kaki tangan                                 kaki tangan-kaki tangan


c.       Gabungan kata atau kata majemuk
1.      Gabungan kata yang seharusnya dituliskan serangkai dituliskan tidak serangkai
Contoh
Matahari ( benar )  ditulis mata hari (salah)
2.      Kata majemuk yang seharusnya ditulis terpisah ditulis serangkai
Contoh
Salah                                                   benar
Rumahsakit                                         rumah sakit
Matapelajaran                                      mata pelajaran
3.      Pengulangan kata majemuk yang salah
Contoh
Salah                                                   Benar
Mata-matahari                                     matahari-matahari
Segi-segitiga                                        segitiga-segitiga

3.      Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis
a.       Penggunaan kata perangkaian, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk.
b.      Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain:
1.      Kalimat tidak efektif.
2.      Kalimat tidak normatif.
3.      Kalimat tidak logis.
4.      Kalimat rancu.
5.      Kalimat ambigu.
6.      Kalimat pengaruh struktur bahasa asing.
4.      Model kesalahan berbahasa dalam tataran semantik
                                                            1.     Akibat gejala hiperkorek.
                                                            2.     Akibat gejala pleonasme.
                                                            3.     Akibat bentuk ambiguitas.
                                                            4.     Akibat diksi (pemilihan kata).

5.      Model kesalahan berbahasa dalam tataran wacana,antara lain:
                                                                        1.      Akibat syarat-syarat paragraf tidak dipenuhi.
                                                                        2.      Akibat sebuah struktur sebuah paragraf.
                                                                        3.      Akibat pengabungan paragraf.
                                                                        4.      Akibat penggunaan bahasa dalam paragraf.
                                                                        5.      Akibat pengorganisasian isi (topik-topik) dalam paragraf.
                                                                        6.      Akibat pemilihan topik (isi) paragraf yang tidak tepat.
                                                                        7.      Akibat tidak kecermatan dalam perujukan.
                                                                        8.      Akibat penggunaan kalimat dalam paragrafyang tidak selesai


BAB III
PENUTUP
Kesalahan berbahasa adalah penyimpangan-penyimpangan berbahasa yang dilakukan oleh seseorang secara sistematis dan konsisten.
    Dalam kategori strategi performasi, tataran kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi 4(empat) kesalahan yaitu Penanggalan (omission),Penambahan (addition), Kesalahan bentukan (misfromation), Kesalahan urutan (misordering).
Model-model analisis kesalahan berbahasa Indonesia yang dikembangkan oleh Tarigan (1997) dalam buku analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut: Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi, Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi, Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis, Model kesalahan berbahasa dalam tataran semantik












           



DAFTAR PUSTAKA



Ardiana,Leo Indra dkk.2001.Analisis Kesalahan Berbahasa.Jakarta: Universitas Terbuka
Tarigan, Henry Guntur. 1988.Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung.Angkasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar